Masa Lalu
Inilah wajah-wajah calon statistisi pada tahun...ehm,, saya g tau kapan tepatnya. Tetapi, jika dilihat dari celana bellbottomnya, tentu tidaklah sulit mengestimasi pada dekade berapa foto ini diambil...
Note: sebagian dari orang2 ini sudah menduduki jabatan2 elit dalam kancah perstatistikan Indonesia.
Sabtu, 22 November 2008
Rabu, 19 November 2008
Ayo Berbohong dengan Statistik!
Statistika itu ilmu yang digunakan untuk berbohong..itulah tanggapan dari sebagian besar orang-orang yang mengetahui major apa yang saya ambil. Well, bukannya ingin menyangkal atau membela diri,,, tetapi dalam tulisan saya kali ini, saya hanya ingin menyampaikan sedikit gambaran tentang apa yang bisa (dan yang tidak bisa) dilakukan oleh ilmu statistik. Sebagai informasi, Ilmu statistik=statistika; Statistik=informasi yang didapat melalui kumpulan data (maaf jika definisi tersebut kurang sesuai dengan textbook resmi, ini hanyalah definisi menurut pemahaman saya). Sebenarnya, statistika hanyalah suatu alat untuk meringkas data-data yang membingungkan menjadi suatu informasi yang siap dicerna,,,seperti halnya juicer yang berfungsi mengambil sari buah dan membuang ampasnya yang tidak berguna. Tentu dalam proses tersebut bisa jadi ada sedikit (atau banyak, tergantung keadaan juicernya) sari buah yang ikut terbuang bersama ampas. Disinilah kita, sebagai juicer, mau menyajikan seluruh juice, sebagian saja, atau bahkan menambah juice tersebut dengan substansi-substansi yang sebenarnya tidak terkandung dalam buah yang bersangkutan? Terserah saja,, tergantung apa mau kita saja. Karena (maafkan saya karena menaruh kata "karena" di awal kalimat, yang menurut EYD sebenarnya tidak diperbolehkan), sama halnya dengan juice buah murni manapun yang rasanya akan sama dengan buah aslinya, suatu data akan benar-benar menggambarkan suatu fakta, dengan syarat dalam pengumpulan dan pengolahannya telah memenuhi seluruh asumsi yang diperlukan. Nah, dalam proses pengumpulan dan pengolahan data tersebut terdapat celah-celah yang dapat kita masuki agar data tersebut tidak sesuai dengan fakta,,atau lebih halusnya, agar data tersebut bisa menjadi lebih "sesuai dengan keinginan kita". Misalnya, untuk mengukur sejauh mana keefektifan program BLT, kita mengadakan penelitian tentang kesejahteraan masyarakat penerima BLT tersebut. Tidak dapat disangkal bahwa terdapat pihak yang sangat menginginkan keberhasilan program BLT. Jika tujuan kita mengadakan penelitian tersebut tercemari oleh tujuan-tujuan tertentu yang mengarah pada penyetiran hasil penelitian ke suatu arah tertentu (misal: dana penelitian sebagian diperoleh dari pihak yang telah saya sebutkan di atas), maka kita bisa saja -dengan sengaja ataupun tidak- memanipulasi proses pengumpulan atau pengolahan data tersebut (dengan metode-metode statistik tertentu) sehingga diperoleh hasil/ kesimpulan yang seperti kita inginkan. Hal seperti itulah yang dapat menyebabkan ketidaksinkronan antara statistik dengan fakta yang ada. Parahnya, seringkali penelitian semacam itu bukan hanya dilakukan dengan "sedikit" domplengan dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, tetapi malah dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak-pihak tersebut. wahwahwah... Selain kekuatannya untuk menyetir informasi secara halus dan tidak terdeteksi (setidaknya oleh orang awam), terdapat kelemahan pada ilmu ini,, yaitu ketidakberdayaannya menganalisis dan mengartikan suatu informasi jika tidak didampingi dengan ilmu yang bersesuaian dengan bidang informasi tersebut. Misalnya, terdapat informasi bahwa angka pertumbuhan penduduk tahun 2008 turun 5,3% bila dibandingkan dengan tahun 2007...lalu apa artinya?? Ilmu statistik hanya bisa menyajikan angka ini tanpa ada penjelasan yang dapat langsung dicerna. Agar angka tersebut memiliki "arti" diperlukan ilmu lain...dalam hal ini, demografi sepertinya cocok untuk membantu "mengata-ngatai" angka ini. Jadi kurang-lebih artinya akan seperti ini: angka pertumbuhan penduduk turun 5,3% persen, artinya (bisa saja) kelahiran turun, banyak penduduk yang meninggal pada tahun ini, berhasilnya program Keluarga Berencana, dan seterusnya. Walaupun tidak tertutup kemungkinan penurunan tersebut disebabkan oleh penggunaan metode estimasi atau pengambilan sampel yang digunakan tahun 2008 berbeda dengan metode yang digunakan pada tahun sebelunya.Hmmm... Jadi, sebelum saya mengakhiri tulisan ini, saya ingin mengingatkan bahwa jangan mudah percaya terhadap segala informasi (terutama jika berbentuk angka-angka bombastis) yang kita peroleh. Cari tahu sumbernya (terpercaya atau tidak), pembanding apa yang digunakan, metode apa yang digunakan (apa sesuai dengan jenis datanya), dan terutama kapan data tersebut dikumpulkan, karena bukan cuma makanan dan obat-obatan kadaluwarsa saja yang berbahaya jika dikonsumsi, tetapi juga angka-angka statistik. (Cuma mau ngingetin aja lho,,kalo sempet ya syukur kalo gak ya...tanggung sendiri akibatnya..hahaha *seringai jahat*).
Langganan:
Postingan (Atom)